
Wajo – Sengkang 31 Januari 2025, polemik terkait “Gedung KNPI Beralih Fungsi Jadi Tempat Tenis Meja, Kemana KNPI?”, pengurus HMI Cab. Wajo, wahyudi Ketua Bidang PTKP, Menanggapi terkait issu dan komentar yang beredar, “kami memahami bahwa perbedaan pendapat adalah bagian dari dinamika sosial yang sehat. Namun, penting untuk meluruskan beberapa hal agar tidak terjadi kesalahpahaman yang berujung pada spekulasi yang tidak berdasar“. Tuturnya
Wahyudi menegaskan tentang berita yang disampaikan bukanlah upaya untuk menggiring opini atau menentang keputusan tertentu, melainkan sebagai bentuk penyampaian fakta kepada masyarakat. Pergantian fungsi gedung KNPI menjadi tempat tenis meja merupakan realitas yang terjadi, dan adalah hak publik untuk mengetahui serta mendiskusikan dampaknya

Kedua, bagi pihak yang tidak setuju dengan sudut pandang dalam berita ini, kami mengajak untuk melihat persoalan ini secara objektif. Pertanyaan utama yang perlu dijawab bukanlah sekadar soal siapa yang benar atau salah, tetapi bagaimana kepentingan pemuda dalam ruang kepemudaan bisa tetap diakomodasi dengan baik.
Baca juga : Aktivis Pemuda Soroti Gedung KNPI Beralih Fungsi Jadi Tempat Tenis Meja
Jika ada pandangan bahwa perubahan ini membawa manfaat lebih besar, maka seharusnya ada diskusi terbuka yang melibatkan semua pihak, termasuk KNPI sendiri.
Ketiga, kami sangat menghargai kritik dan masukan dari berbagai pihak. Namun, kritik yang membangun adalah kritik yang didasarkan pada data, bukan asumsi. Jika ada informasi tambahan atau perspektif berbeda yang perlu dimuat, kami terbuka untuk menerima dan menyampaikannya secara berimbang.tutur wahyudi kepada awak media.
Baca juga : Gelar Diskusi Pengelolaan Sampah, KAHMI Sulsel Dorong Solusi Berbasis Lingkungan
Pada akhirnya, kami berharap diskusi ini tidak hanya berujung pada perdebatan semata, tetapi juga melahirkan solusi konkret.” Jika pengalih fungsian gedung ini memang yang terbaik, maka perlu ada kebijakan lanjutan untuk memastikan bahwa organisasi kepemudaan tetap mendapatkan tempat yang layak untuk beraktivitas. Jika sebaliknya, maka kebijakan ini perlu dievaluasi dengan mempertimbangkan kepentingan pemuda yang lebih luas”. Tambahnya
Mari kita bersama-sama membangun dialog yang sehat dan saling menghormati, demi kemajuan pemuda dan masa depan kepemimpinan bangsa. (Celoteh.Online) .

Tinggalkan komentar