
Wajo — Celoteh.Online – Perum Bulog Cabang Wajo mulai merealisasikan penyerapan jagung kering pipil dari petani. Hingga 29 Juli 2025, total serapan telah mencapai 120 ton. Penyerapan ini akan terus meningkat seiring masuknya masa panen jagung di Kabupaten Wajo yang berlangsung dari akhir Juli hingga September.
Kepala Cabang Bulog Wajo, Firman Mando, menyatakan bahwa program penyerapan ini merupakan bagian dari upaya stabilisasi harga dan penyediaan stok komoditas jagung nasional. “Kami terus melakukan penyerapan jagung pipil seiring dimulainya panen raya di beberapa kecamatan,” ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (30/7).
Firman menegaskan bahwa Bulog optimis dapat mencapai target serapan jagung pipil sebanyak 4.500 ton hingga akhir tahun 2025. Optimisme ini didasarkan pada luas lahan pertanaman jagung di Kabupaten Wajo yang mencapai sekitar 1.400 hektare.
Dengan estimasi hasil produksi mencapai 7.000 ton jagung, Firman menilai target tersebut sangat realistis. “Melihat potensi lahan dan hasil produksi, kami yakin realisasi 100% akan tercapai sesuai target,” tambahnya.

Untuk menjaga kualitas dan nilai jual, Bulog menetapkan beberapa persyaratan dalam penyerapan jagung. Di tingkat petani, jagung dengan kadar air 18% hingga 20% dan aflatoksin maksimal 50 ppb dibeli seharga Rp5.500 per kilogram.
Sementara itu, jagung yang disetor langsung ke gudang Bulog harus memenuhi standar kadar air maksimal 14% dan aflatoksin tidak melebihi 50 ppb. Jagung dengan kriteria tersebut dihargai Rp6.400 per kilogram.
Program ini diharapkan mampu menjaga kestabilan harga jagung di tingkat petani serta menjamin ketersediaan pasokan pangan nasional. Bulog juga terus mendorong petani untuk menjaga kualitas hasil panen agar dapat terserap dengan baik.
(kontributor : Salman Alfarisi)


Tinggalkan komentar