
Makassar, Celoteh.online – Ribuan warga di Kecamatan Manggala, Makassar, terpaksa mengungsi akibat banjir besar yang melanda kawasan tersebut. Hingga Kamis (13/02/2025), tercatat sebanyak 2.211 jiwa terdampak, dengan 22 titik lokasi pengungsian disiapkan untuk menampung korban.
Baca juga : Pemerintah Kota Makassar Pastikan Kebutuhan Dasar Pengungsi Banjir Terpenuhi
Banjir yang disebut-sebut sebagai salah satu yang terparah sejak 2018 ini merendam ratusan rumah, dengan ketinggian air mencapai 2,1 meter di beberapa titik. Warga yang terdampak banjir harus berjuang menyelamatkan diri serta barang-barang berharga mereka.
“Air naik sangat cepat. Kami tidak sempat menyelamatkan banyak barang. Sekarang kami hanya bisa pasrah di pengungsian,” ujar salah satu warga, Rudi, yang rumahnya terendam hampir seluruhnya.
Baca juga : Kota Makassar Jadi Tuan Rumah Sidang Tahunan PTNBH, Danny Pomanto Pamit Purna Tugas
Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto, turun langsung meninjau lokasi banjir dengan menggunakan perahu karet. Ia memastikan warga yang mengungsi mendapatkan bantuan yang cukup dan dalam kondisi aman.
Menurut Danny, penyebab utama banjir kali ini adalah pembukaan Bendungan Bili-Bili dan aliran air yang meluap dari Kabupaten Maros. Faktor tata ruang yang tidak tertata dengan baik juga disebut menjadi pemicu utama banjir berulang di kawasan ini.

“Dulu di sini tidak ada rumah, tidak ada banjir. Begitu ditinggali, banjir. Ini jadi permasalahan tata ruang yang harus segera diperbaiki,” tegasnya.
Pemerintah Kota Makassar telah menetapkan status tanggap darurat hingga 17 Februari 2025 untuk mempercepat respons terhadap bencana ini. Berbagai bantuan mulai didistribusikan, termasuk dari Kementerian Sosial dan pemerintah daerah.
Baca juga : Menjelang Akhir Jabatan, Danny Pomanto Tekankan Peningkatan Kualitas SDM di OPD
“Kemensos sudah turun, ibu direktur langsung menelepon saya. Ada juga bantuan dari Ibu Indira Ismail yang langsung disalurkan ke pengungsi. OPD juga tadi kompak membawa 1.200an nasi kotak,” kata Danny.
Salah satu pengungsi, Aminah, mengungkapkan bahwa kebutuhan mendesak saat ini adalah air bersih dan obat-obatan.
“Kami butuh lebih banyak selimut dan makanan, terutama untuk anak-anak dan lansia,” ujarnya.

Sementara itu, tim kesehatan dari Dinas Kesehatan Makassar telah disiagakan di posko pengungsian untuk memastikan warga mendapatkan perawatan medis jika diperlukan.
Pemkot Makassar juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Baca juga : Unhas dan Pemkot Makassar Perkuat Sinergi dalam Peningkatan Layanan Kesehatan
“Ramalan cuaca makin hari tidak baik-baik saja. Kami akan terus berupaya memberikan perlindungan terbaik bagi masyarakat,” kata Danny.
Masyarakat berharap agar ada solusi jangka panjang untuk mencegah banjir berulang, terutama di kawasan yang sudah sering terdampak seperti Antang dan Manggala.

“Kami tidak ingin terus-menerus jadi korban. Semoga pemerintah bisa mencari solusi agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” harap salah satu warga, Heri.
Banjir ini menjadi perhatian serius, tidak hanya bagi warga, tetapi juga pemerintah, yang kini berpacu dengan waktu untuk melakukan penanganan dan pemulihan wilayah terdampak.
(Reporter : Dwiki Luckianto Septiawan)

Tinggalkan komentar