
Wajo, Celoteh.Online – Expo Kemandirian Pesantren 2025 resmi dibuka di Lapangan Merdeka Sengkang, Kabupaten Wajo, pada Jum’at (03/10/2025).
Acara yang digelar dalam rangkaian Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Ketua DWP Kementerian Agama RI, Sinarliati Kamarudin Amin, Dewan Pembina DWP, Hj. Helmi Halimatul Udhmah Nasaruddin Umar, Sekretaris Daerah Kabupaten Wajo, Armayani, dan Kepala Kantor Kemenag Wajo, H. Muhammad Subhan. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, perwakilan Kementerian Agama RI, serta masyarakat setempat.
Kota Sengkang yang dikenal sebagai kota sutera dan kota santri, kembali menegaskan posisinya sebagai pusat pendidikan dan pemberdayaan ekonomi umat.
Dalam sambutannya, Ketua DWP UP Dirjen Pendis, Kiptiyah Amin Suyitno, menyampaikan bahwa Expo Kemandirian Pesantren merupakan bagian dari upaya memperkuat peran pesantren tidak hanya sebagai pusat pendidikan, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan ekonomi.
“Melalui Program Inkubasi Bisnis, pesantren mampu menghasilkan produk kreatif dan berkualitas yang kini dipamerkan dalam expo ini,” ujar Kiptiyah Amin Suyitno.
Expo ini menampilkan produk-produk unggulan dari 33 booth pesantren, 11 booth UMKM, serta 6 booth instansi dan lembaga. Peserta dari berbagai daerah turut hadir dalam kegiatan ini untuk menyaksikan dan mendukung perkembangan ekonomi pesantren yang semakin berkembang.
Dalam laporan pelaksanaan kegiatan, Kiptiyah menjelaskan bahwa bantuan inkubasi bisnis untuk pesantren yang disalurkan oleh Kementerian Agama sejak tahun 2021 hingga 2024 tercatat mencapai 3.585 pesantren.
“Bukti nyata dari komitmen pemerintah untuk memperkuat pesantren sebagai pilar pendidikan dan ekonomi umat,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua DWP Kementerian Agama RI, Sinarliati Kamarudin Amin, dalam sambutannya mengungkapkan rasa bangga terhadap keberhasilan pesantren dalam bertransformasi.
“Expo ini bukan hanya sekadar pameran, tetapi sebuah cermin dari semangat pesantren yang terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur agama,” ujarnya.
Sinarliati juga berharap agar masyarakat dapat mendukung produk-produk pesantren sebagai wujud nyata pemberdayaan ekonomi umat.
“Mari kita jadikan expo ini sebagai ajang untuk mempromosikan karya terbaik pesantren dan menjalin kerja sama yang lebih erat,” imbuhnya.
Pada acara pembukaan, Hj. Helmi Halimatul Udhmah Nasaruddin Umar, Dewan Pembina DWP, juga memberikan arahan yang penuh semangat.
“Pesantren harus memiliki kemandirian ekonomi yang kuat karena pesantren adalah salah satu penopang kemajuan bangsa,” tuturnya.
Hj. Helmi juga menambahkan bahwa pemerintah telah memberikan bantuan inkubasi bisnis kepada 4.186 pesantren, dengan sekitar 1.000 pesantren yang kini memiliki badan unit usaha sendiri. Selain itu, terdapat lebih dari 2.300 koperasi pesantren yang tersebar di berbagai daerah.
Expo Kemandirian Pesantren 2025 juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, termasuk lomba hadrah yang menampilkan seni budaya Islam serta talkshow mengenai dunia bisnis di pesantren.
Di akhir acara pembukaan, dilakukan penyerahan cendera mata dari Perkumpulan Kaligrafi dan Zukhrufah Indonesia (Perkazi), yang juga turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Baca Juga : Pesantren Sejati Harus Jaga Nilai-Nilai, Pesan Menteri Agama di Wajo
Setelah seremonial pembukaan, peserta dan pengunjung diarahkan untuk mengunjungi booth-booth expo guna melihat produk unggulan yang dipamerkan oleh setiap tenant.
Para santri dan pengusaha UMKM yang tergabung dalam expo ini berharap agar produk mereka dapat semakin dikenal luas dan memberikan kontribusi dalam pembangunan ekonomi bangsa.
Expo Kemandirian Pesantren 2025 ini diharapkan dapat menjadi contoh konkret bagaimana pesantren, selain menjalankan fungsi pendidikan, juga dapat mengembangkan ekonomi umat melalui inovasi dan kreativitas yang berkelanjutan.
Kontributor : Salman Alfarisi

Tinggalkan komentar