Abdul Wahab Dai
Tinggal di Wajo

TAK sepopuler olahraga merakyat seperti sepak bola dan bulu tangkis, mungkin sangat minim rakyat Indonesia yang tahu bahwa dalam sepuluh hari belakangan (17-27 April 2025) berlangsung sebuah kejuaraan hoki bertajuk Piala AHF (Asian Hockey Federation) atau Piala Federasi Hoki Asia 2025 Putra dan Putri di Lapangan Hoki Astroturf Senayan, Jakarta.
Kita tuan rumah kejuaraan level benua Asia. Kejuaraan ini bahkan merupakan kualifikasi untuk Piala Asia berikutnya.
Nobar hoki tak seramai nobar sepak bola. Jangankan nobar, seluk beluk tentang hoki saja banyak yang tidak paham. Penulis sendiri telah lama membaca berita dan menonton berita sekilas tentang pertandingan hoki. Namun tiada upaya penulis untuk mengetahui lebih dalam tentang “olahraga mahal” ini, sampai salah seorang kawan sekampung (yang bernama Gajahamada Harding) mengajak penulis memberitakan kegiatan-kegiatannya di bidang pengembangan olahraga hoki di Kabupaten Wajo.

Gajahmada Harding –Ketua Umum Pengurus Provinsi Federasi Hockey Indonesia (FHI) Sulsel saat ini berada di Jakarta sebagai Hubungan Masyarakat Piala AHF Jakarta 2025.
Ketika tulisan ini digubah, Gajahmada mengirim kabar-kabar terkini pada hari terakhir turnamen.
Di ruang-ruang publik di Wajo –entah di tempat lain– tak ada dialog-dialog kalau Timnas Hoki Lapangan Indonesia telah atau akan bertanding.
Kabar dari Kawan Gajahmada menyebut baik Timnas Putri maupun Timnas Putra gagal ke partai puncak.

Penulis sendiri belum piawai menulis berita hoki, walau seorang jurnalis dituntut serba tahu –bahkan sok tahu– segala rupa ranah kehidupan. Aktivisme atau profesionalisme di bidang jurnalistik membuat seseorang harus berpengetahuan luas terutama seluk beluk bidang tertentu dan perbendaharaan kata di bidang tersebut.
“Sekadar info, setiap Hukuman penalty corner atau PC (tendangan sudut penalti) diberikan kepada tim yang dihukum untuk mengenakan safety (perlengkapan keselamatan) seperti masker, pengaman lutut, pelindung kemaluan, pelapis tulang kering, dan yang lainnya dalam waktu tiga puluh detik.
Dan jika PC sudah berakhir, peralatan ini harus langsung dibuang,” tulis Gajahmada dalam sebuah pesan WhatsApp mencoba menggambarkan olahraga ini.
Pada pukul 19.37 Wita malam ini (Minggu, 27 April 2025) dia mengirim jadwal pertandingan Final Putra antara Taiwan dan Oman.
“Final ini merupakan ulangan partai Grup B di mana keduanya bermain seri 4-4 dan keduanya patut masuk Final karena tak terkalahkan di Piala AHF Jakarta 2025,” tulis Gajahmada.
Penulis mencoba memahami muruwah hoki dari setiap laporan Gajahmada ke saya dalam koridor laporan warga (jurnalisme warga).

Membuat hoki kian populer di Indonesia masih merupakan tantangan bagi para pengurus Federasi dari level nasional, provinsi, hingga kabupaten.
Dalam tulisannya yang berjudul “Dari Sekolah dan Kelab Menuju Kebangkitan Olahraga Hoki di Sulsel” Gajahmada Harding menyebut bahwa salah satu faktor yang berkontribusi pada kebangkitan hoki di Sulsel adalah peran sekolah-sekolah dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah.
“Banyak sekolah di Sulsel yang telah mengadakan sosialisasi dan pemassalan hoki untuk usia di bawah 19 tahun yang telah mengajukan rancangan cabang olahraga hoki sebagai salah satu olahraga yang dipelajari dalam kurikulum.”
“Hoki olahraga keras, Pak! Ada alatnya yang disebut tongkat atau stik hoki,” Khuzaifah Harding menjelaskan kepada penulis tempo hari perihal hoki.
Dia adalah Pengurus Kabupaten FHI Kabupaten Wajo dalam posisi sebagai Ketua. Selain itu, lanjutnya, ada bola, sepatu hoki, pelindung kepala, pelindung badan, pelindung kaki, sarung tangan, pelindung mulut, pelindung selangkangan, seragam, dan kaos kaki. “Hoki termasuk olahraga mahal,” ujar Khuzaifah.
Demikianlah, hoki lapangan masih butuh upaya agar dapat populer sebagaimana di negara-negara seperti India, Pakistan, Australia, Jerman, Belanda, Inggris, Spanyol, dan Argentina.
Negara-negara ini memiliki tim nasional yang kuat dan sering bersaing di kejuaraan internasional seperti Olimpiade, Piala Dunia, dan Piala Eropa.
Upaya mendongkrak animo rakyat terhadap olahraga hoki ini perlu didukung dari segala aspek termasuk sosialisasi tentang aturan-aturan pertandingan!
Bukan begitu Pak Gajahmada?
Sumber Foto: Gajahmada Harding/Humas Piala AHF Jakarta 2025

Tinggalkan Balasan ke Milo Activ Indonesia Race 2025: Potensi Baru Ekonomi Makassar – Celoteh Online Batalkan balasan