Oleh : Abu Khaidir

anak Maspul

Rangkaian pemilihan kepala daerah telah usai semua, dari tahapan pilkada,.penetapan pemenang oleh KPU, mengikuti rangkaian pelantikan bersama seluruh kepala daerah mulai dari gubernur serta walikota / bupati terpilih di monas Jakarta, dan retreat oleh kementerian dalam negeri. Waktu yang lumayan ditunggu oleh masyarakat terhadap harapan baru kemajuan dan menjanjikan kesejahteraan.


Kabupaten Enrekang. H. Yusuf Ritangga dan Andi Liwang La Tinro telah resmi sebagai bupati dan wakil bupati, masyarakat bersepakat memilih mereka berdua menahkodai bumi massenrempulu, ada 75.638 atau 56,32 % rakyat enrekang mempercayakan amanah tersebut ke ucu – iwan. Bertanda janji politik yang disampaikan lebih menarik dari pasang lainnya sehingga kepercayaan itu menjadi pertimbangan kenapa harus paket KAWAN sebutan pendukungnya terhadap Ucu – Iwan yang mereka pilih.


Setengah lebih dari jumlah pemilih yang menyalurkan suaranya mencoblos pasangan nomor urut 2 ( dua ), mengharapkan kepemimpinan yang akan membawa rakyat menjadi sejahterah dengan adil. Bukan menjadi sebaliknya, karna efuoria kemenangan dan tensi politik tinggi sampai lupa akan tanggungjawab mereka menjalakan amanah masyarakat kabupaten Enrekang. Menjadi fenomena lumrah ketika para pendukung yang kalah akan menjadi tersisih dan nomor dua atau bukan menjadi prioritas untuk di pikirkan, apalagi salah satu konstestan lawan mereka adalah putra mantan bupati 2 periode.

Secara mental, mereka pasti merasa akan disisihkan, tidak penting, atau pekerjaan ke dua untuk dituntaskan. Persoalan itu tentu bukanlah hal yang harus tidak penting untuk menjalankan pemerintahan 5 tahun kedepan. Satu pekerjaan yang harus dituntaskan oleh pemimpin baru menjaga stabilitas pemerintahannya adalah keharusan menjadi prioritas, mengembalikan mental membangun visi dan misi bersama untuk enrekang lebih maju. Ada 43,68 % berbeda pilihan, bukanlah persoalan kecil ketika ingin membangun Enrekang.

Konflik kepentingan pada saat pertarungan di PILKADA sudah saatnya berhenti untuk sama – sama merancang gagasan dan bergerak menuntaskan persoalan yang sedang dihadapi Kabupaten Enrekang. Pendidikan, kesehatan, infrasuktur dan pembangunan SDM, keuangan daerah adalah pekerjaan didepan mata yang harus segera dituntaskan agar cita – cita mensejahyerahkan rakyat dapat terwujidkan di era kepemimpinan Kawan UCU – Iwan.

Kita seharusnya sadar akan perbedaan politik, bahwa perbedaan – perbedaan pilihan pasti memilki alasan logis bagi mereka dalam menentukan pilihannya. Dari proses pilihan tersebut tentu sangat tidak wajar ketika di jadikan patokan suka tidak suka pada sebuah moment politik, ini yang seharusnya menjadi renungan terhadap pasangan terpilih bahwa perbedaan adalah keniscayaan terhadap cara pandang orang memilih dan menentukan sikap.

Hal ini jg seharusnya di jadikan sebagai sesuatu yang konstruktif dalam upaya mengukur jalannya pemerintahan sebagai cek dan balancing, menjadikan potensi perbedaan itu sebagai trafiq light lancarnya pemerintahaan yang baik. Namun ketika hal itu sebaliknya, maka akan terjadi polarisasi sebab sikap dan cara pandang akan membentuk politik balas dendam yang tentunya terarah pada pola – pola destruktif dan mengajarkan kita semua kehal – hal negatif karna terpengaruh oleh hasrat dan kepentingan kelompok. Bisa jadi masukan yang baik dianggap tidak baik begitu pula sebaliknya.


3 Maret 2025 menjadi awal Bupati terpilih Kabupaten Enrekang setelah dilantik tanggal 20 Februari 2025 yang lalu. H. Ucu sapaan bupati terpilih setelah menyelesaikan kegiatan retreat kemendagri di AKMIL Magelang. Harapan kita bersama Bupati dan Wakil Bupati 2025 – 2024 melakukan konsolidasi besar mengawal pemerintahan ke depan, menyatukan gerak bersama menghadapi tantangan dan problematika Kabupaten Enrekang. Kabupaten Enrekang harus menyelesaikan utang PEN ( Program Pemulihan Ekonomi Nasional ) dan utang pihak ke pihak 3, gaji ASN dan lain sebagainya. Tantangan tersebut membutuhkan kolaborasi, rembuk bersama menghadapi dan mencarikan solusi masalah – masalah yang dihadapi.


Tapi ini semua tergantung pemimpin ingin menjalankan kekuasaannya, sebab budaya biasanya yang terpilih akan mengokohkan kekuasaannya agar dapat terpilih selanjutnya. Menjalankan pemerintahan dengan kalkulasi politik kekuasaan ataukah politik untuk kesejahteraan yang seadil – adilnya.

Menjalankan pola pemerintahan dengan balas jasa atau balas dendam ???


Menjadi menarik untuk kita kawal bersama tidak sekedar menjadi bagian langsung dalam pembangunan tetapi juga dibutuhkan sosial kontrol yang konstrutif demi kemajuan dan kesejahteraan seluruh masyarakat Kabupaten Enrekang. Di era saat ini dibutuhkan pemimpin yang mempunyai sense of crisis…


Eksplorasi konten lain dari Celoteh Online

Dukung kami dengan Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Satu tanggapan untuk “Selamat datang pemimpin baru kab. Enrekang… Balas dendam or balas jasa….???”

  1. Problematika Pemutusan Kontrak Kerja Pada Pekerjaan KonstruksiBangunan Gedung(Proyek Instansi Pemerintah) – Celoteh Online Avatar

    […] Baca juga : Selamat datang pemimpin baru kab. Enrekang… Balas dendam or balas jasa….??? […]

    Suka

Tinggalkan Balasan ke Problematika Pemutusan Kontrak Kerja Pada Pekerjaan KonstruksiBangunan Gedung(Proyek Instansi Pemerintah) – Celoteh Online Batalkan balasan

celotehmuda