
Klaten, Celoteh.Online – Siang itu, Selasa 25 November 2025, cuaca di Kabupaten Klaten cukup terik. Aktivitas di kampus Universitas Widya Dharma (Unwidha) Klaten pun juga tidak seramai biasanya. Maklum, lagi minggu tenang jelang ujian akhir semester.
Nadi aktivitas itu tak sesungguhnya tenang. Sejumlah mahasiswa tampak terlihat sibuk, berdiskusi, berkegiatan, atau hanya sekadar duduk di kantin kampus mengisi perut menghapus dahaga.
Baca Juga : Jalin Silaturahmi, Pemkot dan BEM Lintas Kampus Sepakat Jaga MAKASSAR’Ta
Di sela kesibukannya mempersiapkan pagelaran wayang kulit menyambut Dies Natalies Unwidha ke-57, Alfian Rehan masih sempat berbincang santai dengan awak media. Ngomongin seputar kehidupan mahasiswa, suka-duka memimpin organisasi sekaliber Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di kampus dengan mahasiswa yang tercatat secara administrasi menyentuh angka 4.000 orang.
Dia lebih sering disapa Nala, lelaki Taurus itu kini berusia 21 tahun. Menurutnya, tidak ada kepemimpinan yang sempurna. Segala tudingan acapkali dialamatkan ke dirinya sebagai pemimpin tertinggi di organisasi, mulai dari kongkalikong dengan aparat, klaim sepihak aksi, hingga minim gebrakan!
“Kami bergabung bersama rekan mahasiswa di Jogja dan di Solo (waktu aksi akhir Agustus 2025),” katanya.
Baca Juga : BEM Wilayah Bali-Nusra Desak Pemerintah Usut Tuntas Pemotongan Dana KIP Kuliah di NTB
Ada masa ketika darah muda itu menggebu-gebu, namun tak disambut baik. Begitulah dinamika dan dialektika pergerakan mahasiswa, selalu hidup.
Belum lagi di internal kampus. Kerap kali surat kaleng didapatinya di sekretariat BEM Unwidha. Isinya mulai dari keluhan wajar, hingga ihwal tak masuk akal yang bukan tupoksi BEM.
“Padahal kita sudah buatkan semacam platform pengaduan, tapi kosong. Yang menumpuk justru kritikan kertas-kertas yang sering dilemparin di BEM,” tuturnya.
Sebagai seorang aktivis, Nala berprinsip bahwa dinamika kehidupan mahasiswa dan organisasi selalu ada dan akan tetap ada.
Bagaimana akhirnya dia ‘terjebak’ di jurusan Bahasa Jawa? Pada mulanya Nala kepincut jadi mahasiswa teknik. Namun, takdir berkehendak lain, ditambah dorongan orang tua yang berlatar belakang pendidik membuatnya menjatuhkan pilihan pada jurusan.
Baca Juga : Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden BEM-FIS Uniprima Nomor Urut 1. Bersama Muh.Adriansa – Abdul Gani (BERANI),
Tujuh semester sebentar lagi dilalui. Sembari menyelesaikan masa tugasnya yang akan berakhir 25 Desember mendatang, Nala juga sibuk menyelesaikan tugas akhirnya. Di tengah padatnya aktivitas yang juga diselingi kegiatan pramuka di sejumlah sekolah, prestasinya pun tetap terjaga dengan IPK 3,80.
Jus jeruk sedikit demi sedikit disedot untuk menghilangkan dahaga, obrolan makin mengalir. Ada hal menarik dari sosok yang membentuk kepemimpinannya. Bukan nama-nama besar yang menggebu, melainkan seorang yang dekat dari ingatan masa lalunya, yakni Pak Ismail, guru PKN semasa SD.
“Kekaguman saya itu ketika dulu dia ngumpulin iuran, terus ditolak sama orang tua siswa hingga ‘didemo’. Tapi dia bisa nenangin, ngejelasin, dan memberi solusi, dengan tutur katanya dan tetap tenang. Itu pemimpin!” katanya.
Meskipun perjalanan hidup masih panjang, pada akhirnya di kehidupan kemahasiswaan ini, Nala mendapat sorotan ekstra. Posisi prestisius yang diembannya 1 periode kepengurusan adalah buah dari eksistensi yang menolak mati.
Baca Juga : BEM STIEM Bongaya Gelar “BEM Go to The Village” di Kabupaten Wajo
Bergabung di kepengurasan BEM Unida pada periode 2023 sebagai Menteri Dalam Negeri, kemudian di periode berikutnya sebagai Menteri Luar Negeri, hingga berpikir untuk tak lagi terlibat dalam agenda-agenda BEM Universitas. Tapi jalan masih lapang dan terbentang, dorongan untuk membuat ‘rumahnya’ kian maju terbersit, apalagi kandidat yang waktu itu hendak melanjutkan tampuk kepemimpinan adalah ia yang minim pengalaman di kepenguran organisasi.
“Sebenarnya ini tantangan, ‘masa kamu nggak bisa ngalahin si anu’ dan akhirnya jadi beneran. Itu sekitar 75 persen suara mahasiswa,” kenangnya.
Tantangan tersebut ia wujudkan dengan kerja nyata. Kepemimpinannya sebentar lagi, berakhir, tapi warisan itu akan selalu diingat, dikenang, dan diceritakan ulang.
Nala adalah sosok aktivis cerminan pemimpin masa depan bangsa. Dengan segudang pengalaman organisasi, hingga tekad untuk terus maju, belajar, dan beraksi. Kepada generasi muda saat ini, Nala berpesan jangan banyak bacot.
“Jangan banyak ngomong di belakang, tunjukkan pakai aksi,” tegasnya.
Berikut profil singkatnya:
Nama lengkap: Alfian Rehan Aji Priyono
Nama panggilan: Nala
Zodiak: Taurus
Hobby: Seni
Riwayat pendidikan:
– MTsN 1 Klaten
– MAN 1 Klaten
– Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah (PBSD) Universitas Widya Dharma Klaten
Riwayat Organisasi:
– Ketua Dewan Ambalan MAN 1 Klaten 2020
– KADIV Apresiasi Seni OSIS Man 1 Klaten 2019-2020
– Menteri Dalam Negeri BEM-U 2023
– Menteri Luar Negeri BEM-U 2024
– Presiden Mahasiswa BEM-U 2025
– Korwil BEM Solo Raya (Boyolali-Klaten) 2025
– Ketua Umum Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Unwidha 2024
– KADIV Teknik Kepramukaan 2022-2025
– KADIV Kesenian UKM Penalaran
– KADIV Media dan Informasi HMPS Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah 2022-2025 []
Penulis: Suherman

Tinggalkan komentar