
Makassar, Celoteh.Online – Kesehatan lambung ternyata tidak bisa dilepaskan dari kondisi emosi. Hal itu mengemuka dalam seminar inklusif dan sharing session bertajuk “Keseimbangan Emosi dan Kesehatan Lambung” yang digelar di Peace Center, Masjid An-Nushrat, Jalan Anuang No.112, Makassar, Minggu (21/9/2025).
Seminar ini menghadirkan dr. Muhammad Ranu Shar, Sp.PD, Subspesialis Gastroenterohepatologi (GEH), yang menekankan keterkaitan erat antara saluran pencernaan dan kesehatan emosional.
“Sebenarnya kan kesehatan mental itu secara umum, semua saluran sistem pencernaan itu terkait dengan kesehatan emosional. Cuman tadi kita mungkin secara awam masyarakat mengenalnya kalau emosi, lambungnya ikut sakit. Ya memang betul,” jelasnya.
Menurut dr. Ranu, kasus penyakit lambung seperti GERD saat ini semakin banyak dialami generasi muda, termasuk Gen Z. Kondisi itu salah satunya dipicu oleh gaya hidup dan emosi yang tidak stabil.
“Kaum Gen Z ini harus mengerti bagaimana cara mengelola emosionalnya sehingga bisa berakibat pada kesehatan pencernaan, khususnya kesehatan lambung, khususnya lagi yang dikenal dengan GERD,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa pengelolaan emosi, pola makan sehat, dan gaya hidup seimbang sangat penting untuk mencegah gangguan saluran pencernaan. “Pesan dan kesan ini sangat baik dan sangat sesuai ya dengan kondisi sekarang. Termasuk bagaimana lifestyle dari anak-anak muda kita atau masyarakat modern saat ini,” tambahnya.
Seminar ini juga menghadirkan Dr. Ir. Yonggris Lao, MM., Ketua Permabudhi Sulsel sekaligus pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulsel. Menurutnya, kesehatan mental kini menjadi isu besar di tengah masyarakat digital.
“Zaman digitalisasi membuat orang-orang itu susah untuk belajar kesabaran. Games dan tuntutan instan membuat orang makin sulit mengelola emosi,” jelas Yonggris. Ia menekankan pentingnya latihan mental melalui meditasi, baik untuk ketenangan maupun penguatan kesadaran.
Sementara itu, Ketua JAI Makassar, Friwanto Beny, menyebut kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian 100 tahun Jemaat Ahmadiyah Indonesia. “Kami berharap bisa mengedukasi masyarakat dengan tema-tema yang relevan, termasuk kesehatan mental dan fisik, sehingga Jemaat Ahmadiyah bisa mengambil peran sebagai think tank kemasyarakatan,” ujarnya.(*)


Tinggalkan komentar