Makassar, Celoteh.Online – Suasana di bawah Fly Over AP Pettarani, Kota Makassar, kembali memanas pada Senin (1/9/2025). Ratusan mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) turun ke jalan menggelar aksi unjuk rasa dengan membawa sederet tuntutan yang mereka sebut sebagai perjuangan rakyat.

Aksi dimulai dari depan Menara Phinisi UNM. Massa kemudian bergerak menuju Fly Over sambil meneriakkan kata “Revolusi” berulang kali. Sesampainya di lokasi, mahasiswa membakar ban bekas sebagai simbol perlawanan.

Baca Juga : Aktivis Pemuda Wajo Bantah Klaim Dandim Bone: “Isu Orang Wajo Sengaja Digoreng untuk Kaburkan Substansi Tuntutan”

Pantauan di lapangan, aksi ini hanya dijaga oleh personel TNI. Tidak terlihat kehadiran aparat kepolisian yang biasanya turut mengawal jalannya aksi mahasiswa.

14 Poin Tuntutan
Dalam aksinya, mahasiswa UNM membacakan 14 tuntutan. Isi tuntutan tersebut menyasar isu politik, hukum, pendidikan, hingga ekonomi:

1. Tolak RKUHAP bermasalah
2. Tolak pasal bermasalah di RUU Penyiaran
3. Cabut UU TNI dan tegakkan supremasi sipil
4. Hentikan intimidasi, kriminalisasi, dan represifitas terhadap gerakan rakyat
5. Tolak kenaikan tunjangan DPR
6. Tolak penulisan ulang sejarah bangsa yang meligitimasi kekuasaan
7. Tolak tarif resiprokal AS-Indonesia
8. Tolak proyek strategis nasional yang tidak pro rakyat
9. Tolak revisi UU Pokok Agraria dan wujudkan reforma agraria sejati
10. Wujudkan pendidikan gratis, ilmiah, dan demokratis
11. Tolak kenaikan PBB P2 di berbagai daerah
12. Sahkan RUU Masyarakat Adat dan RUU Perampasan Aset
13. Mendesak pemecatan anggota DPR yang terbukti korupsi dan memiliki catatan kriminal
14. Reformasi kinerja kepolisian
Tuntutan ini, menurut mahasiswa, mewakili kegelisahan rakyat terhadap arah kebijakan negara yang dinilai lebih berpihak pada kepentingan elit dibanding kebutuhan publik.

Baca Juga : HMI Wajo Soroti Ketimpangan Pendidikan dan Sosial, Ini Enam Tuntutan Utama yang Disuarakan

Aksi mahasiswa UNM bukan hanya unjuk rasa biasa. Pembakaran ban bekas di bawah fly over menjadi simbol amarah terhadap situasi politik yang mereka anggap stagnan. Teriakan “Revolusi” menggema di jalanan, menandai pesan keras bahwa mahasiswa menolak tunduk pada kebijakan yang mereka sebut anti-rakyat.

Keunikan aksi kali ini juga tampak dari absennya aparat kepolisian. Hanya personel TNI berbaju loreng yang berjaga ketat, mengamati jalannya aksi tanpa campur tangan berlebihan. Hal ini menambah warna dalam dinamika hubungan mahasiswa dengan aparat negara.

( Kontributor : Dwiki Luckinto Septiawan )


Eksplorasi konten lain dari Celoteh Online

Dukung kami dengan Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan komentar

celotehmuda