Oleh : Imam Ismail

Sidrap, 3 Mei 2025** – Peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia tahun ini mengangkat tema “Reporting in The Brave New World: The Impact of Artificial Intelligence on The Press and The Media”, yang menyoroti tantangan baru bagi dunia jurnalistik. Di tengah arus informasi yang semakin cepat dan pengaruh teknologi AI yang terus berkembang, prinsip kebenaran menjadi pijakan utama bagi jurnalis dalam menjaga integritas profesi mereka.

Dalam era di mana disinformasi dapat menyebar dengan mudah, kebenaran bukan sekadar fakta, tetapi juga tanggung jawab. Setiap jurnalis memiliki kewajiban untuk tidak hanya melaporkan peristiwa, tetapi juga mengonfirmasi keakuratan data, memberikan konteks yang benar, dan memastikan berita tidak digunakan untuk kepentingan yang menyesatkan.

Prinsip ini sejalan dengan semangat heroisme jurnalis—keberanian untuk tetap berdiri di sisi kebenaran, meskipun menghadapi tekanan dari berbagai pihak. Kejujuran dan transparansi dalam pemberitaan adalah bentuk keberanian yang sesungguhnya, karena di dalamnya terkandung tanggung jawab terhadap demokrasi dan masyarakat luas.

Teknologi kecerdasan buatan membawa kemajuan dalam kecepatan dan efisiensi peliputan berita. Namun, di balik keunggulannya, muncul risiko baru—mulai dari manipulasi informasi hingga kontrol terhadap arus berita oleh algoritma. Heroisme jurnalis diuji dalam memastikan bahwa teknologi tidak mengaburkan prinsip utama jurnalistik: menyampaikan kebenaran yang utuh dan berimbang.

Di era AI, jurnalis harus lebih kritis, memastikan bahwa sumber informasi tetap kredibel dan tidak terdistorsi oleh kepentingan tersembunyi. Mengedepankan kebenaran di atas popularitas dan menjaga integritas di tengah tekanan adalah bentuk heroisme modern bagi jurnalis masa kini.

Kebebasan pers bukan sekadar hak, tetapi juga fondasi utama demokrasi. Jurnalis memiliki tugas besar dalam memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam setiap pemberitaan. Tanpa keberanian untuk mengungkap kebenaran, demokrasi bisa goyah, dan masyarakat kehilangan akses terhadap informasi yang benar serta mendidik.

Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025 menjadi pengingat bahwa perjuangan jurnalis belum selesai. Dengan semangat heroisme, mereka terus berusaha menjaga kebebasan pers, menghadapi tantangan zaman, dan memastikan bahwa prinsip kebenaran tetap menjadi kompas dalam dunia jurnalistik.


Eksplorasi konten lain dari Celoteh Online

Dukung kami dengan Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Satu tanggapan untuk “Spirit Heroisme Jurnalis di Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025: Mengawal Kebenaran di Era AI”

Tinggalkan komentar

celotehmuda