
MAKASSAR –Celoteh.Online– Pemerintah Kota Makassar mulai mengambil langkah pragmatis di tengah tekanan pembiayaan pembangunan infrastruktur strategis. Wali Kota Munafri Arifuddin secara terbuka mengakui, pembangunan stadion dan proyek lainnya akan lebih realistis jika ditopang oleh investasi asing, bukan dari kantong APBD yang terbatas.
Baca juga : Tiga Pilar Karakter Ala Aliyah Mustika: Moral, Media, dan Kolaborasi
Langkah ini terlihat jelas saat Appi—sapaan Munafri—melakukan pertemuan eksklusif dengan investor Qatar, Ali Hadji dari JTA International Investment Holding, Senin (14/4/2025) di Gandaria City, Jakarta. Dalam kesempatan itu, Appi secara gamblang menyebut bahwa “proses pembangunan stadion ke depan tidak lagi menggunakan APBD kita tapi bisa mendapatkan support investor bantuan dari pihak ketiga.”

Pernyataan tersebut menjadi sorotan penting: apakah APBD Kota Makassar tak lagi cukup untuk menopang pembangunan stadion yang sudah lama dinantikan masyarakat? Ataukah ini merupakan strategi percepatan yang didorong oleh efisiensi anggaran?
Munafri menyebut, proposal pembangunan stadion telah disiapkan secara khusus untuk diajukan ke pihak Qatar. Namun, pertemuan tersebut ternyata berkembang lebih jauh. “Kami datang dengan satu proyek, lalu diminta lagi proyek lain,” ungkapnya. Pemkot Makassar pun langsung menawarkan proyek pengelolaan limbah, mengindikasikan tingginya kebutuhan dan keterbatasan anggaran daerah yang bisa dimanfaatkan.
Baca juga : Anggaran Jadi Sorotan, Pemkot Evaluasi Pelaksanaan Hari Kebudayaan Makassar
Langkah membuka diri terhadap investor asing bisa dibaca sebagai sinyal penting: Makassar tidak hanya sedang membangun stadion, tetapi sedang menyeimbangkan neraca pembangunan tanpa mengandalkan satu sumber dana. Namun, pertanyaannya: sejauh mana ketergantungan kepada pihak luar akan berdampak pada arah pembangunan kota?

Sementara itu, Ali Hadji dari pihak investor menyatakan ketertarikannya untuk membahas lebih lanjut proposal yang diajukan oleh Pemerintah Kota Makassar. Surat resminya menandakan potensi besar, namun belum tentu jaminan finalisasi.
Baca juga : Melinda Aksa Dorong Sinergi TP PKK dan Guru: Pendidikan Anak Dimulai dari Keluarga
Di tengah optimisme Appi, pendekatan ini tetap akan menjadi catatan publik: apakah kerja sama dengan investor luar negeri menjadi solusi permanen atau sekadar jalan pintas untuk menutupi kekosongan dana pembangunan?

Yang jelas, Makassar kini berada di persimpangan antara efisiensi anggaran dan kedaulatan pembangunan. Dan stadion Untia bisa menjadi simbol paling nyata dari pertaruhan itu.
(Kontributor : Dwiki Luckianto Septiawan)

Tinggalkan komentar