
Strategi Perkawinan Politik
Dalam tradisi kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan, perkawinan antarkeluarga bangsawan merupakan praktik umum untuk memperkuat hubungan antardaerah. Arung Palakka memanfaatkan tradisi ini dengan sangat cermat dan sistematis. Ia mengatur berbagai perkawinan strategis, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk kerabat-kerabatnya, dengan putri-putri dari kerajaan sekitar.
Perkawinan dengan We Mappolobombang
Salah satu riwayat yang cukup jadi perdebatan adalah perkawinan politik Arung Palakka dengan We Mappolobombang, putri Raja Gowa. Cerita ini menjadi cerita lisan turun temurun dalam sebagian tradisi Bugis-Makassar. Meski butuh kajian mendalam terhadap tradisi lisan yang berkembang ini.
Jaringan Aliansi Melalui Kerabat
Arung Palakka juga mengatur perkawinan para kerabatnya dengan keluarga bangsawan dari berbagai kerajaan kecil di Sulawesi Selatan, bukan hanya Gowa. Strategi ini berhasil menciptakan jaringan aliansi yang luas dan kompleks, yang memberikan beberapa keuntungan:
- Memperkuat kontrol politik atas wilayah sekitar
- Mengurangi potensi konflik antarkerajaan
- Memudahkan koordinasi dalam menghadapi ancaman eksternal
- Melancarkan jalur perdagangan dan ekonomi
Dampak Jangka Panjang
Strategi perkawinan politik yang diterapkan Arung Palakka membawa dampak yang signifikan bagi stabilitas politik di Sulawesi Selatan:
Penguatan Legitimasi Kekuasaan
Melalui jaringan perkawinan ini, Arung Palakka berhasil memperkuat legitimasinya sebagai pemimpin yang berpengaruh. Keturunan dari perkawinan-perkawinan ini juga memiliki klaim yang kuat atas tahta di berbagai kerajaan, yang semakin memperkokoh posisi dinastinya.
Stabilitas Politik Regional
Aliansi yang terbangun melalui perkawinan politik ini menciptakan stabilitas yang lebih besar di wilayah Sulawesi Selatan. Konflik antarkerajaan berkurang signifikan karena adanya ikatan kekeluargaan yang terjalin.
Kesimpulan
Kecerdikan Arung Palakka dalam memanfaatkan perkawinan sebagai instrumen politik di bererapa Kerajaan lain menunjukkan kepiawaiannya sebagai seorang pemimpin yang visioner. Strateginya tidak hanya berhasil memperkuat posisinya sendiri, tetapi juga menciptakan stabilitas politik yang lebih luas di Sulawesi Selatan. Warisan diplomatiknya dalam membangun aliansi melalui perkawinan politik menjadi pembelajaran berharga dalam sejarah kepemimpinan tradisional di Nusantara. (disadur dari FB iwantojaga)


Tinggalkan komentar